DAMPAK PEMBERIAN MAKANAN JUNK FOOD PADA USIA DINI
DOI:
https://doi.org/10.46773/alathfal.v5i1.1302Keywords:
Junk Food, Dampak Junk Food, Anak Usia DiniAbstract
Konsumsi makanan junk food telah merubah kebiasaan pola makan masyarakat secara intens untuk memenuhi kebutuhan pangan setiap hari dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Makanan junk food tidak hanya dikonsumsi bagi orang dewasa tapi juga anak-anak. Makanan junk food seperti nugget, sosis, burger, mie instan, dan sejenisnya lebih disukai anak-anak namun terdapat banyak kandungan zat aditif (perasa dan pengawet) yang akan merusak tubuh anak. Mengingat semakin banyaknya variasi dan kandungan bahan dalam makanan junk food tentu akan memberikan dampak buruk terutama kesehatan anak dan menyebabkan penyakit berbahaya kemudian hari. Penelitian saat ini dilakukan untuk menganalisis dampak pemberian makanan junk food pada anak usia dini. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis temuan penelitian menunjukkan bahwa makanan junk food yang dikonsumsi secara intens dan berlebihan akan berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan lainnya anak. Anak-anak akan mengalami dampaknya yaitu dapat memicu penyakit jangka pendek dan Panjang. Penyakit tersebut antara lain obesitas, diabetes, kekurangan gizi, jenis kanker, kerusakan organ tubuh dan lainnya. Kebutuhan nutrisi gizi seimbang anak harus terpenuhi sejak dini meliputi karbohidrat, protein, vitamin dan mineral karena mempunyai fungsi masing-masing dalam tubuh sehingga dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.
Kata kunci: Junk Food; Dampak Junk Food; Anak Usia Dini.
References
Adversity, I. F. (2003). Malnutrition at age 3 years and lower cognitive ability at age 11 years. . Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, 157(6), 593-600.
Ankul Singh S, D. D. (2021). Junk food-induced obesity- a growing threat to youngsters during the pandemic. Obesity Medicine, 26. doi:10.1016/j.obmed.2021.100364.
Azemati, B. K. (2020). Association between junk food consumption and cardiometabolic risk factors in a national sample of Iranian children and adolescents population: the CASPIAN-V study. Eating and Weight Disorders-Studies on Anorexia, Bulimia and Obesity, 25, 329-335.
Birch, L. L. (1998). Development of eating behaviors among children and adolescents. Pediatrics, 101(2), 539-549.
Kemenkes. (2014). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN GIZI SEIMBANG.
Kusumaningtyas, D. E. (2017). Pola Pemberian Makanan Terhadap Status Gizi Usia 12-24 Bulan pada Ibu Bekerja. . Public Health Perspective Journal, 2(2).
Murugesan, V. &. (2024). Impact on junk food health. International Journal of Emerging Knowledge Studies., 3(1), 15-18.
Praja, D. I. (2015). Zat Aditif Makanan: Manfaat dan Bahayanya. Yogyakarta: Garudhawaca.
Ramadan, M. P. (2023). Diabetes Melitus Pada Anak. Retrieved from yankes.kemkes.go.id: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2612/diabetes-melitus-pada-anak
Sahoo, K. S. (2015). Childhood obesity: causes and consequences. Journal of family medicine and primary care,, 4(2), 187-192. doi:10.4103/2249-4863.154628
Slavin, J. L. (2012). Health benefits of fruits and vegetables. Advances in nutrition, 3(4), 506-516.
Verma, R. B. (2020). Impact of Junk food on Physical and Mental health of the Youngsters in Bhopal city - A Cross Sectional Survey Study. International Journal of Ayurvedic Medicine, , 11(2), 184-192. doi:10.47552/ijam.v11i2
Yarimoglu, E. K. (2019). Factors influencing Turkish parents’ intentions towards anti-consumption of junk food. British Food Journal , 121(1), 35-53. doi:10.1108/BFJ-03-2018-0200

